Rabu, 18 Januari 2012

Pengaruh Arah Guludan terhadap Erosi, Limpasan Permukaan dan Tinggi Tanaman



        Dalam budidaya sayuran, umumnya dilakukan secara intensif dan petani tidak menerapkan teknik konservasi tanah untuk mengendalikan erosi, padahal lahan sayuran terletak pada topografi dengan bentuk wilayah bergelombang, berbukit sampai bergunung, sehingga tanahnya akan sangat mudah tererosi. Indikasi terjadinya erosi pada lahan sayuran dataran tinggi adalah besarnya kandungan sedimen tanah dalam air sungai yang senantiasa keruh sepanjang tahun.
        Dalam budi daya sayuran, petani melaksanakan usaha taninya dalam bedengan atau guludan selebar 0,7-1,2 m. Bedengan atau guludan (raised bed) dibuat untuk lebih memudahkan pelaksanaan penanaman, pemeliharaan, dan panen. Selain itu, untuk menjaga kondisi aerasi tanah agar tetap baik, di antara bedengan atau guludan biasanya dibuat parit atau saluran drainase. Umumnya bedengan atau guludan dibuat tidak mengikuti kaidah-kaidah konservasi tanah yang baik dan benar yang dibuat memanjang searah lereng, sehingga tanah di dalam bedengan atau guludan tersebut mengalami erosi pada saat hujan, dan terjadi peningkatan jumlah aliran permukaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan debit sungai dengan kandungan lumpur yang tinggi. Kondisi seperti ini akan mempercepat hilangnya tanah lapisan atas yang subur, dan pada akhirnya terjadi kerusakan tanah akibat lahannya digunakan untuk budi daya sayuran secara terus-menerus.
        Berdasarkan latar belakang tersebut, praktikum ini dilakukan agar mahasiswa dapat melakukan pengamatan secara langsung materi tentang erosi dan limpasan permukaan pada lahan pertanian berbasis tanaman sayuran


pembahasannya klik disini

1 komentar: